Kamis, 14 Agustus 2008

Percaya Pada Proses

By Sahala Napitupulu.

Ada satu cerita yang sangat saya suka bila saya berbicara tentang potensi diri manusia. Ceritanya sangat sederhana. Ada orang melihat sebuah gunung yang sangat tinggi dan ingin mecoba mendakinya. Da ingin merasakan bagaimana rasanya berdiri diatas puncak gunung.

Kemudian ia mempersiapkan pendakiannya. Dia membeli tali dan perlengkapan lainnya. Tiba harinya orang ini mulai mendaki gunung tersebut. Namun apa yang terjadi ? Jalan pendakian itu ternyata tidak semudah yang ia bayangkan. Medan pendakian yang dia hadapi begitu sulit sementara stamina pun mulai menurun. Akhirnya, ia merasa tak dapat meneruskan pendakiannya.

Orang itupun kembali pulang dan berkata kepada gunung itu : “ Oke, hari ini aku kalah. Namun lihat beberapa bulan lagi aku akan kembali dan menaklukkanmu. Aku akan berdiri diatas puncakmu dan menancapkan bendera kemenanganku. “

Tepat beberapa bulan kemudian. Seperti yang dikatakan, dia datang kembali dan sekali lagi mendaki gunung tersebut. Jalan yang berbatu-batu terjal itu, selangkah demi selangkah dengan suatu perjuangan yang keras, akhinya dapat ia lewati. Ia tiba dipuncak gunung tersebut lalu menancapkan bendera kemenangannya.

Anda lihat ? Dikemudian hari orang itu ternyata bisa menaklukkan gunung yang sangat tinggi itu. Anda tahu sebabnya ? Jawabannya sangat sederhana : karena gunung itu tak pernah bertambah tingginya. Tetapi kemampuan manusia, potensi diri yang dimliki manusia bisa semakin tinggi dan bahkan mengalahkan tingginya gunung itu. Caranya ? Dengan belajar, dengan berlatih, manusia bisa mengembangkan potensi dirinya, mengembangkan talenta yang ada padanya. Bagaimana dengan Anda ? Sudahkah Anda mengembangkan talenta yang Tuhan sudah berikan ? 5 talenta menghasilkan 5 talenta dan 3 talenta menghasilkan 3 talenta, asal kita mau belajar mengembangkan potensi diri dan bukannya menguburkan talenta itu. Bukankah itu yang Yesus ajarkan dalam perumpamaan tentang talenta itu ?

Yesus kita percaya adalah Allah yang menjadi manusia. Yesus sebagai manusia juga mengembangkan kecerdasannya melalui proses pembelajaran. Bacalah injil Lukas fatsal 2, Anda akan ketemukan cerita saat Yesus berumur 12 tahun masuk kedalam bait Allah. Dia duduk mendengarkan apa yang dikatakan para imam. Dia mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan berdebat dengan mereka. Bukankah itu proses pembelajaran ? “ Dan semua oran yang mendengarkan Dia sangat heran akan kecerdasanNya dan segala jawab yang diberikanNya, “ Dan tampaklah hasil dari proses pembelajaran Yesus itu kemudian disimpulkan begini. “ Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmatnya dan besarnya dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia “ (Luk.2 : 52)

Tetapi banyak fakta membuktikan. Kini kecenderungan orang sekarang tampaknya terlalu berorientasi pada hasil yang ingin dicapai atau Out-put, sementara mereka mengabaikan proses pembelajarannya atau In-putnya. Pada hal proses itu penting, sebab itulah nanti yang akan menghasilkan Out-put-nya. Tanyakanlah pada banyak orang, apakah mereka mau sukses ? Jawabannya, pasti mereka mau sukses. Apa mau menjadi juara ? Mereka pasti ingin menjadi juara. Apa mau yang terbaik ? Mereka pasti mau yang terbaik. Namun ketika diminta supaya mereka belajar dan berlatih sebagaimana latihan seorang juara, ternyata mereka tak dapat. Pada hal, itula harga yang harus mereka bayar. Hukumnya : In-put akan menghasilkan Out-put. Apa yang ditabur itu yang akan dituai.

Jadi jangan abaikan proses itu. Kita sudah melihat Yesus sendiri sebelum memulai pelayananya, Dia juga belajar mengembangkan potensi diriNya, mengembangkan potensi keillahianNya. Sehingga ketika tiba waktunya Yesus sudah siap untuk memulai tugas pelayananNya seperti yang dikehendaki Bapa di sorga.

Ada In-put ada Out-put. Memindahkan gunung adalah Out-put, tetapi memiliki iman sebesar biji sesawi adalah In-put-nya. Wanita yang menderita pendarahan selama 12 tahun itu sembuh, kesembuhan itu adalah Out-put. Namun iman yang berkata : “ asal kujamah saja jubahNya aku sembuh “ itu adalah In-put-nya. Panglima Naaman menjadi tahir dari penyakit kustanya, itu adalah Out-put. Tetapi mencelupkan diri 7 kali di sungai Yordan adalah In-putnya.

Dalam hal ini saya juga teringat akan surat Paulus kepada Timotius. Nasehat Paulus pada Timotius mengatakan , supaya dia jangan mengangkat Penatua jemaat atau hamba Tuhan dari orang yang baru bertobat. Mengapa ? Paulus memberi alasan, agar orang itu jangan menjadi sombong dan kena hukuman iblis. Kalau orang baru bertobat sudah bersaksi kesana kemari, berkotbah kemana-mana, pada hal imannya belum kuat, firman Tuhan belum berakar dalam dirinya, maka ia bisa menjadi sombong dan merasa sudah dipakai Tuhan. Yang benar, dia harus belajar dulu, menjalani proses pembelajaran dan berlatih sampai tiba waktunya dia sudah siap.

Lihatlah bagaimana Daud sebelum tampil mengalahkan Goliat. Saya bisa membayangkan betapa umat Israel bersorak-sorai serta terkagum-kagum melihat robohnya raksasa Goliat ditangan Daud yang kecil. Namun, tidak banyak umat Israel itu tahu, sebelum Daud tampil maju menghadapi Goliat, Allah sudah lebih dulu memproses Daud. Perhatikanlah apa kata Daud kepada raja Saul sebelum ia tampil menantang Goliat. Kata Daud : “ Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba. Apabila datang singa atau beruang yang hendak menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku menghajarnya dan membunuhnya “ (I Samuel 17 : 34-35). Jadi disitulah proses Daud. Sebelum dia tampil menghadapi raksasa, Daud sudah lebih dulu belajar mengalahkan singa atau beruang.

Bagaimana dengan Anda ? Bagaimana dengan pelayanan Anda ? Anda merasa pelayanan Anda begitu kecil, jemaat Anda tidak seberapa, nama Anda tidak popler, Anda tidak perlu berkecil hati. Kelak Tuhan juga akan memakai Anda dalam perkara-perkara yang besar asal Anda setia dalam perkara-perkara yang kecil. Biarkanlah Allah memproses Anda. Jangan abaikan pelatihan dan pembelajaran untuk pertumbuhan rohani Anda, seperti kata firmanNya : “ Latihlah dirimu beribadah. Sebab latihan badani itu terbatas gunanya. Tetapi latihan rohani itu berguna, baik untuk hidup di dunia ini maupun untuk hidup yang akan datang “ (I Tim.4 : 7-8). Sudahkah Anda memberi waktu dan perhatian untuk itu ? ***

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Thanks udah berkunjung di blog saya, tulisan Anda juga memberkati. Mari terus berkati Indonesia dengan berita Injil. Jesus bless you!

sahala napitupulu mengatakan...

@ worshiper
senang mendapat kunjungan balasan Anda..kerinduan kita bersama supaya Yesus ditinggikan di bumi Indonesia ini.JBU 2.