Rabu, 30 Juli 2008

Para Pahlawan Iman Dibelakang Layar

Para Pahlawan Iman Dibelakang Layar

By Sahala Napitupulu

Pernah nonton sebuah pertunjukan drama atau opera ? Apa yang Anda lihat ? Perhatikanlah diatas pentas ada banyak tokoh dan peran yang tampil. Dan bila pertunjukan itu selesai serta berakhir dengan sukses maka publik memberikan aplaus pada mereka.

Tetapi tahukan Anda sebenarnya ada banyak tokoh lain yang bekerja dibelakang layar ? Mereka orang-orang yang tidak kelihatan. Mereka tidak menjadi pusat perhatian. Namun tanpa mereka mungkin pertunjukan itu tidak akan terjadi. Dan kalupun terjadi tidak akan berjalan dengan sukses. Mereka yang bekerja dibelakang layar itu seperti sutradara, penata panggung, penata busana, penata make-up, pelaksana produksi dan lain-lain.

Orang-orang yang bekerja dibelakang layar juga berlaku dalam pelayanan gereja. Mereka inilah yang kita sebut para pahlawan iman dibelakang layar. Alkitab Keluaran fasal 17, ada memberikan kita sebuah contoh yang bagus. Disitu Tuhan memperlihatkan begitu jelas peran yang dimainkan oleh Musa, Harun dan Hur disatu pihak, dengan Yosua dan pasukannya dipihak lain. Mereka tengah berperang melawan orang-orang Amalek, musuh bangsa Israel waktu itu. Musa, Harun dan Hur berdiri diatas gunung. Yosua dan pasukannya di medan pertempuran. Alkitab katakan, apabila Musa mengangkat tangannya (baca menaikkan doanya) maka pasukan Israel menjadi kuat. Sebaliknya apabila Musa menurunkan tangannya (baca tak ada doa) maka orang Amalek yang menjadi kuat. Ada akibat langsung yang terjadi diantara mereka, sekalipun mereka ditempat berbeda satu sama lain.

Yosua dan tentaranya kita sebut saja para pahlawan iman diatas pentas. Tetapi Musa, Harun dan Hur adalah para pahlawan iman dibelakang layar yang sangat menentukan kemenangan Yosua dan pasukannya. Maukah Anda mengambil peran seperti yang dilakukan Musa, Harun dan Hur ? Caranya, dengan Anda menjadi pendoa syafaat untuk pelayanan gereja Anda, pelayanan gereja-gereja lokal di Indonesia bahkan pelayanan lintas negara untuk penginjilan dan lain-lainnya.

Gereja yang hidup, gereja yang Alkitabiah adalah gereja yang memiliki banyak sinergi atas karunia-karunia Roh Kudus. Ada karunia berkata-kata dengan hikmat. Ada karunia berkata-kata dengan pengetahuan, membangun iman, menyembuhkan, mengadakan mujizat, bernubuat, berkata-kata dengan bahasa roh, menafsirkan dan membedakan bermacam-macam roh. Rasul Paulus mengatakan, bahwa semua karunia Roh Kudus itu dipakai untuk kepentingan besama dalam membangun tubuh Kristus. Karunia-karuna Roh Kudus itu tidak akan ada artinya kalau masing-masing berdiri sendiri (I Kor.12 : 4-11)

Memang orang yang melayani diatas mimbar senantiasa menjadi pusat perhatian. Sedangkan mereka yang melayani dibelakang layar seringkali luput dari perhatian. Tetapi yang satu tidak lebih tinggi atau lebih penting dari yang lainnya. Firman Tuhan katakan : Yang penting bukanlah yang menanam maupun yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri (I Kor.3 : 7-8)

Jadi, maukah Anda mengambil peran sebagai pahlawan iman dibelakang layar ini ? ***

Selasa, 29 Juli 2008

Kontroversi Dalam Injil Judas (Bagian Penutup)

Kontroversi Dalam Injil Judas (Bagian Penutup)

By Sahala Napitupulu *

Penelusuran sejarah agama dengan rujukan berbagai literature kemudian membuktikan, bahwa ada banyak aliran agama gnostik ini ternyata. Ada gnostik aliran Valentinus, ada aliran Basilides, ada aliran Kain dan ada aliran Set, yang dalam banyak hal mereka saling berbeda satu sama lain, entah besar atau kecil. Yang sulit dipastikan ialah kapan persisnya agama gnostik ini dilahirkan dan aliran mana terdahulu.

Tetapi bisa dipastikan, dahulu kala menjelang dan sesudah kelahiran Yesus Kristus, rupanya orang sudah terbiasa mengambil unsur-unsur dari berbagai agama dan mencampur baurkannya yang disebut dengan faham Sinkretis. Wilayah cakupan Sinkretisme ini terutama banyak terdapat di Mesopotamia, Siria dan Mesir. Ada kepercayaan tentang takdir manusia berkaitan erat dengan peredaran bintang-bintang di langit (horoscope) yang berasal dari agama Babilonia kuno (Irak sekarang). Ada pertentangan antara kuasa terang dan kuasa kegelapan yang berasal dari agama Zoroaster, Persia (Iran sekarang).

Ada gagasan tentang Firdaus dan tentang manusia Adam dan Hawa yang berasal dari agama Yahudi. Setelah munculnya agama Kristen, ajaran-ajaran tentang tokoh Yesus pun ikut dibaurkan. Dari sinkretisme semacam itulah kemudian melahirkan agama gnostik dengan berbagai aliran didalamnya.

Sebagai gambaran untuk itu salah satunya dapat dilihat pada gnostik aliran Set. Siapakah tokoh Set ini ? Mengacu pada kisah Perjanjian Lama bahwa Adam dan Hawa merupakan keluarga pertama yang telah jatuh kedalam dosa dan telah diusir dari taman Firdaus rumah mereka. Artinya, keluarga pertama itu sudah tidak harmonis dan sudah bermasalah dengan Tuhan Allah pencipta mereka. Sementara kedua anak lelakinya, Kain dan Habil, berakhir dengan buruk. Kain membunuh adiknya Habil, sehingga Kain menjadi orang pelarian.

Tetapi Set, sebagaimana dikisahkan dalam kitab Kejadian, dilahirkan sebagai anak ketiga dari Adam dan Hawa. oleh kaum gnostik Set dianggap bukan saja sebagai tokoh ideal, tetapi juga diyakini berasal dari 'benih lain'. Set diciptakan dalam dalam citra Adam sebagaimana Adam diciptakan menurut citra Allah. Set itulah satu-satunya yang meneruskan keluarga Adam dalam pencitraan Illahi, yaitu dengan memiliki anak lelaki Henokh, dimana pada saat itulah orang-orang mulai menyebut nama Yahweh dengan namanya yang kudus.

Karena Set adalah benih yang lain, dia mendapat julukan Allogenes, yang dalam bahasa Yunani berarti ' orang dari jenis lain' atau 'orang asing'. Barangkali bukan kebetulan, bahwa dalam penemuan manuskrip kuno tersebut salah satu isi bundelannya, setelah Injil Judas, ternyata setelah diidentifikasi ialah Kitab Allogenes. Bagi pengamat gnostik, aliran Set atau kaum Set, mereka menerima Yesus sebagai Allogeneses yang berinkarnasi sebagai penyelamat orang-orang Kristen. Mereka percaya Yesus sendirilah yang membawa 'pengetahuan' rahasia itu kepada mereka.

Berbeda dengan aliran Kain. Kelompok ini disebut demikian karena justru mereka menjadikan Kain, putera Adam dan Hawa itu sebagai pahlawan iman mereka. Kain dalam sejarah Biblika merupakan orang pertama yang melakukan pembunuhan terhadap saudaranya sendiri. Dia iri kepada adiknya Habil, yang secara khusus merupakan kesayangan Allah dan karena itu Kain membunuhnya. Kenapa kaum gnostik memilih dia sebagai pahlawan iman mereka ? Jawabannya adalah, karena mereka percaya bahwa Allah Perjanjian Lama itu bukan merupakan Allah yang benar, yang harus disembah atau yang perlu ditakuti. Bagi mereka, Allah Perjanjian Lama itu hanyalah dewata bebal yang menciptakan dunia ini, tetapi dunia ciptaannya itu ternyata penuh kesengsaraan bagi manusia. Karena itu bagi kaum gnostik aliran ini, semua tokoh didalam sejarah Yahudi dan Kristen yang menolak dan melawan Allah Perjanjian Lama itu, seperti Kain dan orang-orang Sodom dan Gomora dan akhirnya Judas Iskariot adalah justru pahlawan iman mereka.

Menurut Irenaeus, penganut aliran Kain ini membawa perlawanan mereka terhadap Allah Perjanjian Lama bahkan sampai ketingkat ekstrem secara estetis. Artinya, segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah Perjanjian Lama justru mereka tentang dan segala sesuatu yang dilarang justru mereka anjurkan. Bila Allah Perjanjan Lama menganjurkan untuk memuliakan hari Sabath, tidak makan daging babi dan tidak melakukan perzinahan, maka untuk menunjukkan kebebasan mereka terhadap Allah Peranjian Lama adalah dengan mereka mengabaikan Sabath, makan daging babi dan melakukan perzinahan. Karena itu, tidaklah mengherankan, mengapa mereka memakai Injil Judas Iskariot sebagai kitab pegangan mereka. Tentunya ada penganut-penganut gnostik lainnya yang memakai Injil Thomas, Injil Barnabas atau diluar Injil Kanonik.

Sehingga keberadaan agama gnostik ini, pada masa gereja purba bisa dipastikan merupakan tantangan yang teramat berat dan telah banyak menyesatkan jemaat. OLeh karena, penganut-penganut gnostik ini banyak yang masuk kedalam komunitas Kristen dan kemudian menyebarkan keyakinan mereka ditengah-tengah jemaat. Setidaknya, jauh sebelum Irenaeus memberi cap bidat pada ajaran gnostik, kehadiran mereka telah menimbulkan banyak gesekan dan konflik pada jemaat mula-mula, seperti yang diungkapkan oleh rasul Paulus.

Dalam suratnya kepada Timoteus, Paulus sudah memperingatkan adanya bahaya pengajaran gnostik itu ditengah-tengah jemaat yang digembalakan oleh Timoteus. Kata surat Paulus : Hai Timoteus, peliharalah apa yang telah dipercayakan kepadamu. Hindarilah omongan yang kosong dan yang tidak suci dan pertentangan-pertentangan yang berasal dari apa yang disebut pengetahuan (gnosis), karena ada beberapa orang yan mengajarkannya dan dengan demikian telah menyimpang dari iman (I Tim.6 : 20-21)

Dalam rentang waktu lebih dari 1600 tahun, memang Injil Judas telah terkubur dalam kancah sejarah dan lenyap dari peredaran. Tapi kini Injil tersebut telah beredar, menjadi perbincangan dan perdebatan terutama terhadap figur Judas Iskariot : apakah dia sebaga pengkhianat atau sebagai pahlawan ? Bagi pembaca, sekali lagi, Injil Judas ini patut disikapi hanya sejauh literature saja. Bila ia patut dibaca atau dikoleksi karena mungkin ia berguna untuk menambah pemahaman kita tentang sejarah agama. Demikianlah beberapa catatan saya setelah membaca Injil Judas.


* tulisan ini telah dipublikasikan pada majalah Bona Ni Pinasa edisi Mei 2007


Kamis, 24 Juli 2008

Jika Anda Meninggal, Akan Kemanakah Anda ?

Jika Anda Meninggal Akan Kemanakah Anda ?

By St.K.M.Sinaga *


Jika Anda sekarang ditanya : sekiranya besok atau lusa atau sebentar lagi Anda akan mati, akan kemanakah Anda ? Bagi yang tidak pernah memikirkannya atau mempersiapkan diri menghadapi kematian, pertanyaan itu mungkin terdengar tidak enak. Sebagian yang lain akan merasa tersentak ketika pertanyaan itu diajukan dan jawabanpun bermacam-macam . Ada yang menjawab : tidak tahu. Ada yang menjawab : ke kuburan. Ada lagi yang menjawab : finished atau selesai dan tidak ada sambungannya. Dan lain-lain jawaban lagi.

Tapi marilah kita merenungkan beberapa poin berikut Yang pertama, suatu waktu manusia akan meninggalkan dunia ini. Hidup manusia di dunia ini hanya untuk jangka waktu terbatas. Ini adalah sebuah keniscayaan. Maka suka atau tidak, siap atau tidak, pertanyaan diatas akan tetap up to date, senantiasa aktual untuk diajukan kepada siapa saja, kapan saja dan dimana saja.

Yang kedua, setiap orang betapapun kecil iman kepercayaannya, bahkan sekalipun ia tidak mengakui adanya Tuhan (atheis), namun jika ia berada dalam bahaya maut, pasti ia berteriak minta tolong. Nah, teriakan minta tolong itu, yang spontan, yang keluar dari mulutnya tanpa berpikir, sesungguhnya itu adalah serupa dengan doa! Itu berarti ia mengakui adanya Tuhan yang berkuasa atas hidupnya dan adanya Tuhan pencipta segalanya. Dan memang benar, manusia merupakan ciptaan tertinggi dari segala ciptaan Tuhan. Alkitab, semua agama dan budaya mengajarkan demikian. Namun, manusia yang diciptakanNya itu harus bersiap-siap menghadapi adanya kekekalan setelah kematian.

Yang ketiga, pilihan sekarang ada ditangan Anda. Cara mati manusia bisa saja berbeda satu sama lain. Ada yang mengalami kematian melalui penyakit, ada melalui kecelakaan dan lain sebagainya. Namun apapun cara mati manusia itu, ia akan menuju pada suatu tempat kekekalan. Ada 2 tempat kekekalan setelah manusia itu mati, yaitu sorga dan neraka (maaf tidak ada tempat ketiga atau tempat lainnya)

Sorga adalah tempat Tuhan Allah yang kudus dan suci. Tidak akan masuk kesitu segala sesuatu yang najis atau orang yang melakukan kekejian atau dusta. Yang masuk kesitu hanya mereka yang tertulis namanya dalam Kitab Kehidupan Anak Domba Allah atau Yesus Kristus. Dan maut, ratap tangis dan duka cita tidak ada lagi disana. Yang ada disana hanya suka cita bersama dengan Allah untuk selama-lamanya1)

Sedangkan neraka adalah tempat iblis/setan bersama malaikat-malaikatnya serta manusia yang telah disesatkan iblis. Manusia yang tidak mau mengenal Allah dan mentaati Injil Yesus akan ada disana. Manusia akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, yaitu setiap orang yang tidak ditemukan namanya dalam Kitab Kehidupan. Disitu ada lautan api sebagai tempat penyiksaan 2)

Maka jika nanti Anda meninggal akan kemanakah Anda ? Ada sebagian besar orang tiak tahu kemana dia akan pergi setelah mati, kemana dia akan masuk setelah dia mati. Hal itu yang membuat mereka segan meninggalkan dunia ini atau dengan kata lain mereka takut akan kematian. Membicarakan soal kematian pun menjadi tabu bagi mereka. Mereka mau tetap tinggal di dunia ini pada hal itu sesuatu yang tidak mungkin. Sebab ketetapan Allah tak dapat dirubah, dimana suatu waktu, cepat atau lamba, manusia itu harus meninggalkan dunia ini. Akan kemanakah Anda ?

Yang keempat, jika sekarang pertanyaan itu diajukan kepada saya, maka saya akan tegas menjawab : ke sorga! Dan kalau didesak atau ditanya lagi, dari mana saya tahu bahwa saya pasti ke sorga dan apakah ada yang menjamin ? Maka jawaban saya : ya ada yang menjamin, yaitu Yesus Kristus. Dialah Juru Selamat yang dalam Al-Quran disebut namanya Isa Almasih, yang dalam Kitab Taurat disebut namanya Joshua Hamasiah. Dia satu-satunya nabi yang suci, penuh dengan mujizat-mujizat dan mempunyai kedudukan yang paling tinggi baik di sorga maupun di bumi. Segala kuasa baik di bumi maupun di sorga telah diberikan oleh Allah kepadaNya 3). Hanya Dia, diantara nabi-nabi lain yang mengatakan : Akulah jalan, hidup dan kebenaran. Tidak ada seorangpun yang akan masuk ke sorga jika tidak melalui Aku 4)

Yang kelima, Yesus itu adalah Kasih. Dia mengundang setiap orang untuk datang kepadaNya supaya manusia tu tidak mati binasa. Statement Firman Allah dalam Alkitab mengatakannya : ' Karena demikian besar kasih Allah terhadap dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan AnakNya yang tunggal (Yesus), supaya barang siapa percaya kepadaNya tidak mati binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal ' 5)

Sekarang gantilah statement terseut dengan memasukkan nama Anda, sehingga berbunyi : Karena demikian besar kasih Allah terhadap manusia yang menghuni dunia ini, termasuk K.M.Sinaga (sebutkan nama Anda), sehingga Ia mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya K.M.Sinaga (sebutkan nama Anda) yang percaya kepadaNya tidak mati binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal di sorga bersama Yesus Kristus.

Dengan adanya kepastian keselamaan hidup melalui Yesus Kristus maka sorga menjadi tempat yang Allah sediakan bagi saya dan Anda. Dari itu, terimalah Yesus Kristus sekarang juga sebagai Tuhan dan Juru Selamat hidupmu jika soga ingin menjadi tempat piliha Anda setelah mati.


* St.K.M.Sinaga adalah pendiri Bumi Asih Jaya Group.

Catatan : 1) Wahyu 21 : 3,4 & Wahyu 21 : 27
2) II Tesalonika 1 : 7b-9 & Wahyu 20 : 15
3) Matius 28 : 18-20
4) Yohanes 14 : 6
5) Yohanes 3 : 16
Al-Quran
Surah 19 : 19 ; 5 : 110
3 : 45 ; 3 : 49

Kontroversi Dalam Injil Judas

Kontroversi Dalam Injil Judas

By Sahala Napitupulu *


Setelah keheningan sejarahnya yang panjang, penemuan Injil Judas yang sempat terkubur selama lebih 1600 tahun itu, kini telah menjelma menjadi banyak pergulatan dan kepentingan. Sejak ditemukannya tahun 1978, kehadiran Injil ini terasa memicu kontroversi dan mengundang reinterpretasi terutama terhadap tokoh Judas Iskariot. Bagi para teolog, bagi kaum akademis maupun pebisnis, kehadiran Injil Judas ini memang memiliki daya tarik yang luar biasa.

Sesudah tahun 1945, bisa dkatakan tak ada lagi penemuan kodeks (manuskrip kuno) berbahasa Koptik yang dapat menandingi minat dan perhatian amat besar mulai dari para sejarahwan agama, para teolog, aum akademis hingga masyarakat awam. Ditemukannya 52 naskah gnostik Koptik atau naskah-naskah yang beraliran gnostik pada tahun 1945 didekat Nag Hammadi, di Mesir Utara, jelas merupakan temuan paling besar untuk kajian agama dan gereja purba. Tapi penemuan Injil Judas ini pun tak kalah dalam nilai historisnya.

Belum lagi cerita petualangan kodeks ini sempat dicuri orang dan beredar di pasar-pasar gelap barang antik di Eropa sebelum dipublikasikan kepada dunia. Dan tak kurang dramatisnya perjuangan para tim ahli, mulai dari ahli papyrus, ahli restorasi hingga para Koptologis (ahli bahasa da budaya Kopt) dalam usaha mereka menyelamatkan lembar-lembar papyrus yang robek-robek dan rontok hingga ukuran milimeter itu dan kemudian merestorasinya untuk mengartikan pesan yang tertulis didalamnya.

Kodeks Tchacos (sesuai dengan nama sipemilik) ini ketika ditemukan adalah sebuah manuskrip sepanjang 66 halaman, dengan empat karangan. Halaman 1-9, suatu versi dari surat Petrus kepada Flipus. Halaman 10-32, sebuah naskah berjudul Jakobus. Halaman 33-58, Injil Judas. dan halaman 59-66, sebua naskah Kisah Allogenes.

Naskah kno ini kemudian dipastikan oleh para ahli, adalah terjemahan dari naskah aslinya yang ditulis daam bahasa Yunani. Menurut catatan Kasser karena kesembronoan dan ambisi pemiliknya terhadap barang kuno ini, membuat banyak lembaran-lembaran papyrus tak terselamatkan, antara lain halaman 5, 31-32 dan 49-66. Untungnya, judul kitab yang biasanya ditulis pada bagian paling akhir tidak terhapus. Ini yang membuat para ahli Koptologis bisa segera mengetahui bahwa salah satu manuskrip kuno itu adalah Injil Judas.

Setelah perjalanannya yang panjang dan dramatis itu, jadilah kodeks Tchacos dipublikasikan kepada dunia. Ada tiga buku yang diluncurkan sehubungan dengan temuan naskah kuno ini oleh National Geographic Society (Inggris) edisi Mei 2006. Pertama, The Lost Gospel karya Herbert Krosney. Kedua, The Secret of Judas karya James M.Robinson. Dan ketiga, The Gospel of Judas yang disunting oleh Rudolphe Kasser, Marvin Meyer dan Gregor Wurst. Buku The Lost Gospel dan The Gospel of Judas kehadirannya dalam terjemahan bahasa Indonesia diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Pengkhianat Sebagai Pahlawan.
Seperti bisa diduga, sejak dipublikaskannya temuan Injil Judas ini oleh Natinal Geographic Society segera memicu reaksi dan perdebatan banyak kalangan, terutama umat kristiani. Penyebabnya jelas karena figur Judas Iskariot yang ditampilkan dalam kodeks Tchacos ini sangat bertolak belakang degan gambaran dari Injil Sinoptik Matius, Markus Lukas dan Yohanes atau Alkitab umat kristen. Injl Judas ini seolah-olah ingin menggugat tulisan Injil-Injil Kanonik dan memberikan interpretasi baru terutama terhadap figur Judas Iskariot.

Bagaimana seharusnya menyikapi Injil Judas ini ? Apakah kehadirannya dapat mencederai kepercayaan umat kristiani ? Saya tak dapat memastikan. Namun saya sependapat dengan pernyataan Agustinus Gianto, Guru Besar dari Institut Alkitab Kepausan Roma, dalam prakata buku ini, bahwa penerbitan Injil Judas tidak dimaksud untuk mempersoalkan penghayatan kelompok agama manapun, baik pada zaman dulu maupun pada masa kini. Maksudnya jelas supaya pembaca buku ini menyikapinya hanya sejauh literature saja atau paling jauh sebagai bahan kajian agama gnostik dan gereja purba. Sepadan dengan itu, dibawah ini berupa beberapa catatan saya pribadi setelah membacanya dan mencoba melihatnya sejauh literature dengan membandingkannya terhadap Injil-Injil Sinoptik.

Saya seorang pengagum dan pelayan Yesus, tetapi ada satu soal lama yang menggelitik saya tentang pribai Yesus : apakah dahulu Yesus pernah atau sering tertawa ? Apakah Yesus tidak memiliki rasa humor ? Dalam Injil Judas ni pembaca akan berkali-kali menemukan perilaku Yesus tertawa atau mentertawakan pendapat para muridNya, sesuatu yang tidak pernah kita temukan dalam Injil-Injil Alkitab. Bagi saya, perilaku Yesus tertawa atau mentertawakan pendapat murid-muridNya terasa amat manusia dan cocok dengan kehidupan nyata.

Tentunya teka- teki seputar sosok Judas Iskariot, konspirasinya dengan para ahli Taurat dan penguaa Romawi yang menyebabkan Yesus mati digantung dikayu salib, masih merupakan kisah yang memikat, mencekam dan penuh polemik. Tokoh Judas Iskariot yang kita kenal selama ini melalui Injil Sinoptik adalah figur yang jahat, koruptor (dalam komunitas para murid Yesus, dia bendahara yang sering mencuri uang kas), kerasukan setan dan tega mengkhianati gurunya. Namun dalam Injil Judas ini, gambaran tersebut berbeda sama sekali. Pembaca akan menemukan tokoh Judas Iskariot menyerahkan Yesus kepada lawannya para pemimpin Yahudi tetapi tindakan itu dihadirkan seagai perbuatan pahlawan, oleh karena dia melakukan persis seperti apa yang diinginkan Yesus.

Tentang tindakan pengkhianatan Judas ini, Yesus bersabda : ' Tetapi engkau akan lebih besar dari mereka semua karena engkau akan mengorbankan wujud manusia yang meragai diriku. Tandukmu telah ditinggikan, murkamu telah disulut, bintang-bintangmu telah nampak begitu cemerlang...Lihat segala sesuatu telah diberitahukan kepadamu. Angkatlah pandanganmu dan lihatlah awan itu, serta cahaya yang ada didalamnya, maupun bintang-bintang yang mengelilinginya. Bintang yang mengarahkan jalan adalah bintangmu (Injil Judas, hal.36-37)

Disini pengkhianatan Judas Iskariot tidak dilukiskan sebagai tindakan tercela. Justru inilah tanda pembedanya dengan Injil Kanonik atau Injil Peranjian Baru, dimana diantara kedua belas murid Yesus, Judas adalah telor busuknya. Menurut Injil ini, Judas sebenarnya telah membantu gurunya itu untuk melepaskan tubuh ragawinya dan membebaskan Yesus kembali kepada asalnya : roh ilahi.

Memang dikalangan para teolog, teka-teki pengkhianatan Judas sudah lama menjadi bahan polemik. Sebagian menganggap pengkhianatan itu sebagai perbuatan jahat. Namun tanpa pengkhianatan Judas tak akan ada penangkapan, tanpa penangkapan tak akan ada penyidangan, tanpa penyidangan tak akan ada penyaliban, tanpa Yesus tersalib tak akan ada pengampunan dosa dan tentunya tak akan ada keajaiban Paskah. Kalau demikian, kenapa perbuatan Judas disebut jahat ?

Dalam Injil ini pula tampak Judas sebagai satu-satunya murid yang memahami jati diri Yesus sedangkan murid-murid lain pada buta. Ketika Yesus bertanya kepada para murid tentang jati dirinya, Judas dapat mengenalnya. Judas berkata kepadanya : ' Saya tahu siapa engkau sesungguhnya dan dari mana asalmu. Engkau berasal dari alam yang tak mengenal kematian, tempat kediaman Barbelo. Dan saya tak pantas mengucapkan nama Dia yang telah mengutusmu ' (Injil Judas, hal.6-8). Tentunya ini berbanding terbalik dengan apa yang ditulis dalam Injil-Injil Sinoptik, ketika Yesus bertanya kepada para murid tenang jati dirinya, maka hanya Petrus yang dapat menjawab : ' Engkau adalah Mesias ' (Mat.16 : 13-20, Mark.8 :27-30, dan Luk.9 : 18-21)

Bagi banyak pebaca awam bisa dipastikan Injil Judas ini akan terasa aneh dan mungkin juga terkesan mistik. Karena memang demikianlah keberadaannya, Injil Judas ini adalah Inji gnostik yang dulunya beredar bukan untuk kalangan awam, melainkan kepada komunitas mereka sendiri.

Lahir Dari Sinkretisme.
Inilah salah satu Injil yang dulu dicap uskup Irenaeus sebagai bidah (menganut ajaran sesat). Sekitar ahun 180, Irenaeus pernah menulis bukunya sampai lima jilid Melawan Kaum Bidah, dimana sasaran tembaknya adalah untuk memberangus agama gnostik. Telog Irenaeus berasal dari Smirna di Asia Kecil (sekarang Turki) dan murid uskup Polikarpus, tetapi kemudian ia menjadi uskup di kota Lyon, Perancis Selatan. Irenaeus dikenal sebagai salah seorang yang paling keras melawan kaum gnostik dan salah seorang heresiologis (pemburu kaum bidah) pada zaman gereja purba atau sekitar abad ke-2.

Dalam perkembangan lebih lanjut untuk melawan agama gnostik ini, Irenaeus mengembangkan ajaran gereja apa yang disebut ' ortodoksi ' (keyakinan/ajaran yang benar) yang berdasarkan pada 3 azas, yaitu Kanon, Kredo (Pengakuan Iman Rasuli) dan Uskup sebagai pewaris jabatan rasuli. Kanon yang berarti ukuran adalah untuk menyusun daftar kitab-kitab mana yang harus diterima dan kitab-kitab mana yang harus ditolak. Dengan Kanon itulah semua kitab yang bersifat gnostik harus ditolak.

Kata gnostik berasal dari kata Yunani yang berarti Pengetahuan. Kaum gnostik berarti mereka yang ' berpengetahuan'. Menurut pandangan kaum gnostik, seseorang diselamatkan bukan karena beriman kepada Kristus, atau karena melakukan perbuatan baik, melainkan karena dia memiliki pengetahuan kebenaran. Dengan kata lain, kedudukan pengetahuan lebih tinggi dari pada iman. Penyingkapan-penyingkapan rahasia menjadi kegemaran kaum gnostik. Karenanya, tema-tema kosmologi dengan para aeon-nya (mahluk berselubung cahaya), astrologi dengan peredaran bintang-bintangnya banyak dibicarakan dalam agama gnostik, termasuk kita temukan dalam Injil Judas ini.

Adalah menurut pandangan agama gnostik, dunia yang kita diami yang penuh penderitaan ini (seperti adanya gempa, banjir, wabah penyakit dan lain sebagainya) bukanlah merupakan ciptaan Allah yang maha tinggi, melainkan allah inferior (yang disebut dengan berbagai nama seperti Nebro, Yaldabaoth atau Saklas). Dan tentang tubuh Kristus yang disalibkan, menurut agama gnostik, itu hanyalah tubuh maya saja. Bukan Dia yang menderita sengsara, melainkan Simon, seorang dari Cyrene, yang terpaksa menanggung salibnya sebagai gantinya. Dan orang itu disalibkan akibat kekeliruan, sebab rupa Simon telah diubah olehNya, agar orang mengira bahwa dialah Yesus. Padahal Yesus sendiri memakai rupa Simon, berdiri dekat situ sambil mentertawakan mereka.****



* tulisan ini telah dipublikasikan sebelumnya di majalah Bona Ni Pinasa,
edisi Maret 2007.