Kamis, 28 Agustus 2008

Cinta Dan Kerinduan Sang Mempelai


By Sahala Napitupulu


Saya percaya dan tidak saya ragukan Yesus menginginkan hubungan jemaat dengan Dia semakin hari semakin mendalam. Semakin hari semakin cinta dan indah adanya. Alasannya ? Sebab gereja Tuhan, orang-orang percaya itu merupakan mempelai wanitanya Kristus. Setiap orang percaya pada Yesus telah dipertunangkan kepadaNya dan Dia lah sang mempelai prianya.

Sebagaimana suatu pertunangan tentu punya suatu ikatan. Dan ikatan yang paling kuat antara kedua mempelai, tak ada yang lain kecuali cinta ! Panji-panjinya cinta ! Itu sebabnya raja Salomo dalam Kidung Agung 8 : 6-7 mengatakan betapa cinta itu kuat seperti maut. Air yang banyak pun tak dapat memadamkan api cinta, sungai-sungai pun tak dapat menghanyutkannya karena nyala cinta itu adalah nyala api Tuhan !

Sekarang bagaimana cinta Anda pada Tuhan Yesus ? Apa kualitas cinta Anda yang dapat Anda persembahkan kepada sang mempelai pria itu ? Sekiranya ada thermometer cinta, Anda dapat mengukur panas dinginnya cinta Anda pada Tuhan. Tapia alat thermometer cinta itu tidak ada, betul ? Namun ada indikator dan umum dikenal orang. Kualitas cinta seseorang pada kekasihnya dapat diukur dari kesetiaan dan kerinduannya. Semakin besar cintanya semakin besar kesetiaannya ! Semakin besar cintanya semakin besar kerinduannya !

Setiap orang yang pernah atau sedang jatuh cinta tidaklah sulit memahami berdasarkan pengalamannya itu. Orang yang sungguh mencintai kekasihnya, keinginan untuk hidup bersama kekasih pujaan hati pasti begitu besar. Bahkan bila sehari saja dia tak melihat wajah sang kekasih, maka hatinya akan disayat rindu. Ia akan berupaya untuk mendapatkan kekasih hatinya itu.

Baca dan renungkanlah kisah cinta Yakub untuk mendapatkan Rahel menjadi istrinya. Meskipun pamannya Laban telah menipunya dengan memberikan putrinya Lea, tetapi cinta Yakub telah tertambat hanya pada Rahel. Untuk mendapatkan Rahel kembali Yakub harus bekerja 7 tahun lagi pada pamannya itu. Dan baru setelah melewati 7 tahun kedua, Laban akhirnya menyerahkan putrinya Rahel pada Yakub alias Israel itu. Dalam rentang waktu 14 tahun, tetapi Alkitab katakan waktu yang bertahun-tahun itu dianggap Yakub seperti beberapa hari saja ! Itulah kekuatan cinta !

Perkenankan saya ingin berbagi cerita pada Anda. Cerita tentang kerinduan seorang wanita terhadap kekasihnya. Tersebutlah seorang wanita yang telah memiliki kekasih dan bahkan tidak lama lagi mereka akan melangsungkan pesta perkawinan. Mereka saling mencintai. Biasanya setiap malam kekasih hatinya itu datang padanya lalu mereka saling merajut cinta. Mereka saling memanggil kekasihnya “ merpatiku “ untuk mengingatkan mereka pada kesetiaan merpati pada pasangan hidupnya.

Demikianlah dari hari ke hari, mereka menikmati cinta itu. Namun pada suatu malam, kekasihnya itu tidak datang sebagaimana biasanya. Lama wanita ini sudah menunggunya. Ia mencoba tidur tapi hatinya terus terbangun.Setiap waktu yang berlalu ia didera dan disayat rindu. Apa yang harus dia lakukan ? Perempuan itu keluar rumah. Dia mendatangi para tetangganya, mengetuk-ngetuk pintu mereka dan memanggil-manggil merpatinya. Hingga sepanjang malam itu rambutnya telah dipenuhi tetesan embun.

Cerita diatas memang saya dramatisasi dari kitab Kidung Agung Salomo tentang kerinduan mempelai perempuan pada kekasihnya. Kidung Agung 5 :2 mengatakan : Aku tidur tetapi hatiku bangun. Dengarlah kekasihku mengetuk, bukalah pintu dinda manisku, merpatiku, idam-idamanku, karena kepalaku penuh embun dan rambutku penuh tetesan embun malam.

Perempuan it uterus mencari kekasihnya. Memangil-manggilnya. Baru ketika fajar merekah kekasihnya datang. Bisa Anda bayangkan betapa luapan hati perempuan itu bersuka cita sebab kekasihnya telah kembali. Siapakah dia kekasih wanita itu ?

“ Siapakah yang muncul laksana fajar merekah, indah bagaikan bulan purnama, bercahaya bagaikan surya, dahsyat seperti bala tentara dengan panji-panjinya “ ( Kidung Agung 6 : 10 )

Siapakah dia menurut Anda ? Ya, Dial ah sang mempelai pria itu. Dial ah Yesus yang akan datang untuk menjemput mempelai wanitanya. Yesus yang akan datang dengan tiupan sangkakala disertai para malaikatNya. Dial ah yang akan datang itu. Memang kita tidak tahu kapan hari itu tiba. Tetapi cepat atau lambat sang mempelai pria itu pasti datang untuk menjemput sang mempelai wanitanya, lalu tinggal bersamanya di sorga yang kekal. Seberapa besar cinta dan kerinduan Anda padaNya ? Maranata ! ****

Rabu, 20 Agustus 2008

Yesus Penolong Kita

By sahala Napitupulu

Anda bisa bayangkan hidup macam apa yang akan kita jalani kalau tidak ada yang namanya harapan ? Menjalani hidup tanpa pengharapan, itu sama saja dengan mati tidak hidup pun tidak. Namun hidup dengan Yesus, Anda dan saya bisa berkata : hari esok masih ada harapan yang lebih baik dan lebih indah. Namun hidup bersama Yesus bukan berarti tidak ada persoalan.

Kitab Injil menceritakan kepada kita, sekalipun murid-murid itu ada dalam satu perahu bersama Yesus, tetapi perahu mereka toh kena hantam angin badai juga. Perahu mereka oleng ke kiri dan ke kanan. Bahkan air laut sudah masuk kedalam perahu. Murid-murid ketakutan. Tetapi Anda tahu, ketakutan mereka ternyata tidak menyelesaikan masalah. Mereka panik. Tetapi Anda tahu, kepanikan mereka ternyata tidak menyelesaikan masalah. Mereka khawatir. Tetapi kekahawatiran juga tidak menyelesaikan masalah. Masalahnya baru teratasi ketika mereka menyerahkan persoalan itu kepada Yesus. Mereka membangunkan Dia dari tidurnya. Yesus menghardik angin ribut itu dan angin pun reda hingga mereka bisa meneruskan perjalanan sampai ke seberang.

Bagaimana dengan perahu kehidupan Anda sekarang ? Jika saat Anda membaca tulisan ini, kehidupan Anda lagi kacau balau oleh sebab berbagai persoalan melilit Anda, saran saya berserulah pada Yesus. Serahkan persoalan Anda padaNya. Bangunkanlah Yesus dalam imanmu dan berdoalah, karena didalam Dia ada pengharapan, selalu ada jalan keluar untuk setiap masalah. Ingatlah, Yesus sudah berkata : Marilah datang kepadaKu engkau yang letih lesu dan berbeban berat, sebab Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Tetapi bila Anda telah mendapat kelegaan (baca pertolongan dari Yesus) muliakanlah Dia, datanglah kembali kepadaNya untuk mengucap syukur atas kebaikanNya. Mengapa ? Karena sudah menjadi kebiasaan orang banyak Yesus diingat ketika mereka dikepung oleh banyak masalah. Tetapi ketika mereka sudah keluar dari masalah, Yesus segera mereka lupakan. Kitab Injil mencatat ada 10 orang yang berpenyakit kusta datang kepada Yesus dan minta ditahirkan. Tetapi setelah mereka telah ditahirkan nyatanya hanya 1 orang yang ingat kembali kepada Yesus dan mengucap syukur kepadaNya. Mana sembilan orang lainya ? Mereka telah melupakan Yesus. Saya harap Anda tidak demikian ***

Kamis, 14 Agustus 2008

Percaya Pada Proses

By Sahala Napitupulu.

Ada satu cerita yang sangat saya suka bila saya berbicara tentang potensi diri manusia. Ceritanya sangat sederhana. Ada orang melihat sebuah gunung yang sangat tinggi dan ingin mecoba mendakinya. Da ingin merasakan bagaimana rasanya berdiri diatas puncak gunung.

Kemudian ia mempersiapkan pendakiannya. Dia membeli tali dan perlengkapan lainnya. Tiba harinya orang ini mulai mendaki gunung tersebut. Namun apa yang terjadi ? Jalan pendakian itu ternyata tidak semudah yang ia bayangkan. Medan pendakian yang dia hadapi begitu sulit sementara stamina pun mulai menurun. Akhirnya, ia merasa tak dapat meneruskan pendakiannya.

Orang itupun kembali pulang dan berkata kepada gunung itu : “ Oke, hari ini aku kalah. Namun lihat beberapa bulan lagi aku akan kembali dan menaklukkanmu. Aku akan berdiri diatas puncakmu dan menancapkan bendera kemenanganku. “

Tepat beberapa bulan kemudian. Seperti yang dikatakan, dia datang kembali dan sekali lagi mendaki gunung tersebut. Jalan yang berbatu-batu terjal itu, selangkah demi selangkah dengan suatu perjuangan yang keras, akhinya dapat ia lewati. Ia tiba dipuncak gunung tersebut lalu menancapkan bendera kemenangannya.

Anda lihat ? Dikemudian hari orang itu ternyata bisa menaklukkan gunung yang sangat tinggi itu. Anda tahu sebabnya ? Jawabannya sangat sederhana : karena gunung itu tak pernah bertambah tingginya. Tetapi kemampuan manusia, potensi diri yang dimliki manusia bisa semakin tinggi dan bahkan mengalahkan tingginya gunung itu. Caranya ? Dengan belajar, dengan berlatih, manusia bisa mengembangkan potensi dirinya, mengembangkan talenta yang ada padanya. Bagaimana dengan Anda ? Sudahkah Anda mengembangkan talenta yang Tuhan sudah berikan ? 5 talenta menghasilkan 5 talenta dan 3 talenta menghasilkan 3 talenta, asal kita mau belajar mengembangkan potensi diri dan bukannya menguburkan talenta itu. Bukankah itu yang Yesus ajarkan dalam perumpamaan tentang talenta itu ?

Yesus kita percaya adalah Allah yang menjadi manusia. Yesus sebagai manusia juga mengembangkan kecerdasannya melalui proses pembelajaran. Bacalah injil Lukas fatsal 2, Anda akan ketemukan cerita saat Yesus berumur 12 tahun masuk kedalam bait Allah. Dia duduk mendengarkan apa yang dikatakan para imam. Dia mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan berdebat dengan mereka. Bukankah itu proses pembelajaran ? “ Dan semua oran yang mendengarkan Dia sangat heran akan kecerdasanNya dan segala jawab yang diberikanNya, “ Dan tampaklah hasil dari proses pembelajaran Yesus itu kemudian disimpulkan begini. “ Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmatnya dan besarnya dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia “ (Luk.2 : 52)

Tetapi banyak fakta membuktikan. Kini kecenderungan orang sekarang tampaknya terlalu berorientasi pada hasil yang ingin dicapai atau Out-put, sementara mereka mengabaikan proses pembelajarannya atau In-putnya. Pada hal proses itu penting, sebab itulah nanti yang akan menghasilkan Out-put-nya. Tanyakanlah pada banyak orang, apakah mereka mau sukses ? Jawabannya, pasti mereka mau sukses. Apa mau menjadi juara ? Mereka pasti ingin menjadi juara. Apa mau yang terbaik ? Mereka pasti mau yang terbaik. Namun ketika diminta supaya mereka belajar dan berlatih sebagaimana latihan seorang juara, ternyata mereka tak dapat. Pada hal, itula harga yang harus mereka bayar. Hukumnya : In-put akan menghasilkan Out-put. Apa yang ditabur itu yang akan dituai.

Jadi jangan abaikan proses itu. Kita sudah melihat Yesus sendiri sebelum memulai pelayananya, Dia juga belajar mengembangkan potensi diriNya, mengembangkan potensi keillahianNya. Sehingga ketika tiba waktunya Yesus sudah siap untuk memulai tugas pelayananNya seperti yang dikehendaki Bapa di sorga.

Ada In-put ada Out-put. Memindahkan gunung adalah Out-put, tetapi memiliki iman sebesar biji sesawi adalah In-put-nya. Wanita yang menderita pendarahan selama 12 tahun itu sembuh, kesembuhan itu adalah Out-put. Namun iman yang berkata : “ asal kujamah saja jubahNya aku sembuh “ itu adalah In-put-nya. Panglima Naaman menjadi tahir dari penyakit kustanya, itu adalah Out-put. Tetapi mencelupkan diri 7 kali di sungai Yordan adalah In-putnya.

Dalam hal ini saya juga teringat akan surat Paulus kepada Timotius. Nasehat Paulus pada Timotius mengatakan , supaya dia jangan mengangkat Penatua jemaat atau hamba Tuhan dari orang yang baru bertobat. Mengapa ? Paulus memberi alasan, agar orang itu jangan menjadi sombong dan kena hukuman iblis. Kalau orang baru bertobat sudah bersaksi kesana kemari, berkotbah kemana-mana, pada hal imannya belum kuat, firman Tuhan belum berakar dalam dirinya, maka ia bisa menjadi sombong dan merasa sudah dipakai Tuhan. Yang benar, dia harus belajar dulu, menjalani proses pembelajaran dan berlatih sampai tiba waktunya dia sudah siap.

Lihatlah bagaimana Daud sebelum tampil mengalahkan Goliat. Saya bisa membayangkan betapa umat Israel bersorak-sorai serta terkagum-kagum melihat robohnya raksasa Goliat ditangan Daud yang kecil. Namun, tidak banyak umat Israel itu tahu, sebelum Daud tampil maju menghadapi Goliat, Allah sudah lebih dulu memproses Daud. Perhatikanlah apa kata Daud kepada raja Saul sebelum ia tampil menantang Goliat. Kata Daud : “ Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba. Apabila datang singa atau beruang yang hendak menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku menghajarnya dan membunuhnya “ (I Samuel 17 : 34-35). Jadi disitulah proses Daud. Sebelum dia tampil menghadapi raksasa, Daud sudah lebih dulu belajar mengalahkan singa atau beruang.

Bagaimana dengan Anda ? Bagaimana dengan pelayanan Anda ? Anda merasa pelayanan Anda begitu kecil, jemaat Anda tidak seberapa, nama Anda tidak popler, Anda tidak perlu berkecil hati. Kelak Tuhan juga akan memakai Anda dalam perkara-perkara yang besar asal Anda setia dalam perkara-perkara yang kecil. Biarkanlah Allah memproses Anda. Jangan abaikan pelatihan dan pembelajaran untuk pertumbuhan rohani Anda, seperti kata firmanNya : “ Latihlah dirimu beribadah. Sebab latihan badani itu terbatas gunanya. Tetapi latihan rohani itu berguna, baik untuk hidup di dunia ini maupun untuk hidup yang akan datang “ (I Tim.4 : 7-8). Sudahkah Anda memberi waktu dan perhatian untuk itu ? ***