Senin, 22 September 2008

Peperangan Rohani

By Sahala Napitupulu.

Menarik untuk diperhatikan. Sejak orang telah bertobat dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat hidupnya, orang tersebut telah menjadi ahli waris kerajaan sorga. Tetapi, sepanjang orang itu masih hidup di dalam dunia ini, sadar atau tidak, orang itu telah berada dalam situasi peperangan rohani. Dan iblislah yang menjadi lawannya.

Dengan segala cara, dengan segala tipu daya iblis akan menyerang orang-orang percaya. Oleh karena itulah dalam kehidupan kekristenan ada peperangan rohani setiap saat. Bicara peperangan rohani ini hanya ada 2 kemungkinan. Menang atau Kalah. Maaf, tidak ada yang namanya win-win solution alias sama-sama menang.

Memang sejak Anda dan saya menjadi orang percaya, Alkitab katakan kita disebut umat pemenang. Tetapi, itu sifatnya sementara dan belum merupakan kemenangan sempurna. Terbukti dikemudian hari banyak orang percaya yang kalah dalam peperangan rohani ini. Mereka tidak mencapai garis akhir dalam perjuangan iman mereka kepada Yesus. Mereka meninggalkan jalan Tuhan dan kembali kepada cara hidup mereka yang lama, yaitu cara hidup yang sia-sia.

Kemenangan yang akan kita raih haruslah kemenangan yang sempurna. Kemenangan iman sampai pada akhirnya. Perhatikanlah surat-surat Yesus yang dikirim kepada 7 jemaat di dalam Kitab Wahyu. Surat-surat Yesus tersebut ditutup dengan kalimat “ barangsiapa menang”. Kata Yesus : barang siapa menang dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan…barangsiapa menang ia tidak menderita apa-apa oleh kematian yang kedua…barangsiapa menang kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa...barangsiapa menang ia akan Kujadikan sokoguru didalam bait suci Allah…barangsiapa menang ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku…barangsiapa menang ia akan menerima mahkota kehidupan.

Dalam peperangan rohani ini iblislah yang menjadi lawan kita. Namun, banyak orang mengabaikan kekuatan si iblis dan menganggap enteng padanya. Tapi akhirnya merekalah yang dikalahkan. Surat Petrus mendiskripsikan iblis itu seperti singa yang berjalan keliling dan mencari orang yang dapat ditelannya ( I Pet.5 : 8 ). Ia dikatakan seperti singa, raja hutan, mahluk buas dan ganas. Dan oleh Yesus didiskripsikan seperti pencuri yang datang hanya untuk mencuri, membunuh dan membinasakan (Yoh.10: 10 )

Tuhan tahu betul, iblis yang menjadi lawan kita bukanlah kelas ringan. Tuhan tahu betul, Anda dan saya tak akan mungkin menang melawan iblis jika kita hanya mengandalkan kekuatan manusia. Itulah sebabnya, Tuhan memperlengkapi kita untuk melawan si iblis dengan senjata-senjata rohani, seperti yang tertulis dalam kitab Efesus 6 : 10- 20. Ada 7 jenis perlengkapan senjata rohani untuk Anda dan saya, yaitu : Berikat pinggang kebenaran, Berbaju zirahkan keadilan, Berkasut kerelaan untuk memberitakan Injil, Perisai iman, Ketopong keselamatan, Pedang roh yaitu firman Allah dan Berdoa didalam roh.

Dari 7 perlengkapan senjata rohani tersebut, perhatikanlah ada senjata untuk pertahanan dan ada juga senjata untuk menyerang. Allah telah memfasilitasi kita dengan senjata-senjata rohani tersebut. Tinggal soalnya sekarang, apakah orang percaya itu mau memakainya atau tidak ? Kalau senjata itu tidak dipergunakan, ya pasti tidak berarti apa-apa. Tetapi begitulah nyatanya, banyak orang mengabaikan perlengkapan senjata Allah tersebut. Dan akhirnya merekalah yang dikalahkam didalam peperangan mereka melawan si iblis. Anda mengerti sekarang ? Kiranya demikian.

Jumat, 05 September 2008

Menjadi Surat Kristus

By Sahala Napitupulu


Melalui bacaan surat rasul Paulus kepada umat Tuhan di Filipi, marilah kita share sejenak tentang topik Menjadi Surat Kristus. Dalam Filipi 2 : 1-11, Paulus memberi nasehat supaya hidup ke kristenan kita berpadanan dengan Injil Kristus. Mengapa itu penting ? Jawabannya, karena orang yang hidup berpadanan dengan Injil Kristus lah yang dapat menjadi mimbar Kristus. Dan orang yang bisa menjadi mimbar Kristus lah yang dapat menjadi surat Kristus. Tentu bukan surat yang buram. Bukan pula surat yang samar-samar. Tetapi surat Kristus yang bisa dibaca oleh semua orang (maksud saya dibaca orang mulai hari senin sampai hari minggu, didalam gereja maupun diluar gereja tetap jelas).

Sudahkah cara hidup ke kristenan Anda menjadi mimbar Kristus ? Bersediakah Anda untuk menjadi surat Kristus yang dapat dibaca semua orang ? Sebelum Anda menjawabnya, marilah kita lebih dulu bersepakat bahwa yang menjadi model keteladanan kita dalam hal ini adalah Yesus sendiri. Sebab tidaklah mungkin kita bisa berpadanan dengan InjilNya dan menjadi surat Kristus, kalau bukan Kristus yang menjadi teladan kita. Anda setuju ? Silahkan Anda berhenti sebentar membaca tulisan ini guna memikirkannya. Oke, Anda rupanya telah setuju karena Anda telah melanjutkan bacaan ini.

Nah, sehubungan dengan keteladanan Yesus, selanjutnya marilah kita lihat fakta-fakta kehidupan Yesus seperti yang diuraikan surat Paulus diatas. Pertama, walaupun setara dengan Allah, tetapi Yesus tidak menganggap hal itu sebagai keuntungan yang harus dipertahankan. Yesus kita tahu adalah Allah sendiri. Dia raja diatas segala raja. Namun, lihatlah, demi untuk menyelamatkan manusia, menyelamatkan Anda dan saya, Dia rela memberikan diriNya untuk digantung di kayu salib. Alkitab katakan, saat Yesus digantung di kayu salib, Dia seperti domba yang dibawa ketempat pembantaian. Tak ada lagi semarak padaNya. Bahkan seketika itu Yesus diposisikan sebagai orang terkutuk dan lebih rendah dari malaikat-malaikat yang melayaniNya. Tetapi semua itu Dia tanggung untuk merebut Anda dan saya dari kematian dan kuasa neraka.

Namun, seberapa banyak Anda lihat dalam kehidupan ini, ketika orang memiliki suatu jabatan kekuasaan, entah di pemerintahan, entah di perusahaan bahkan di dalam gereja sekalipun, mereka mempertahankan kedudukan itu mati-matian. Mengapa ? Karena jabatan itu dianggap sebagai keuntungan yang harus dipertahankan. Bahkan mereka pun sudi melakukan cara-cara yang melawan kebenaran. Mereka melakukan apa saja, sekalipun tidak lagi berpadanan dengan Injil Kristus.

Kedua, fakta yang kita lihat Yesus menghampakan dirinya. Yesus mengambil rupa seorang hamba. Seharusnya sebagai raja diatas segala raja, Dialah yang harus dilayani. Tetapi dengan mengambil rupa seorang hamba maka Yesus dapat melayani manusia. Alkitab menceritakan Yesus pernah mengumpulkan murid-muridNya. Apa yang Yesus lakukan ? Dia menanggalkan jubah kebesaranNya. Yesus mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkan kain itu pada pinggangNya. Murid-murid sampai disitu belum mengerti. Lalu Yesus menuangkan air kedalam sebuah baskom. Murid-murid sampai disitu belum juga mengerti, untuk apa semua itu ?

Namun sesaat kemudian, Yesus mulai membasuh kaki mereka satu per satu. Lalu dengan kain yang dipinggangnya Yesus menyeka dan membersihkan kaki mereka. Jika hati Anda tak tersentuh dengan kejadian ini, cobalah Anda membayangkan kejadian itu seperti Anda melihat seorang tukang semir sepatu yang menyemir sepatu orang langsung dari kakinya. Hampir seperti itulah yang Yesus lakukan pada saat itu. Betul-betul seperti seorang hamba yang melayani tuannya !

Setelah Yesus membasuh kaki para muridNya, satu per satu, Dia kemudian berkata begini : Mengertikah kamu apa yang telah kuperbuat kepadamu ? Kamu menyebut Aku guru dan Tuhan dan katamu itu tepat. Akulah guru dan Tuhan. Jadi jika Aku membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu. Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepadamu, supaya kamu juga berbuat sama, seperti yang telah kuperbuat kepadamu (Yoh.13 : 12-15)

Jadi, bila Yesus yang Raja dan Tuhan mau merendahkan diri untuk melayani manusia, betapa pula kita manusia, betapa pula kita sebagai murid-muridNya. Tetapi Anda pasti tahu, perkara ini tidaklah mudah. Dibutuhkan keberanian yang luar biasa, penghancuran ego sentris dan penghampaan diri untuk bisa mengikuti teladan Yesus. Itu sebabnya kita seringkali gagal menjadi surat Kristus, karena kita tidak bisa menghancurkan ego sentries kita. Kita sering menganggap diri kita lebih benar dari yang lain. Kita sering menganggap diri kita lebih utama dari yang lain. Kita sering menganggap gereja kita lebih besar dari yang lain. Kita sering menganggap pelayanan kita lebih hebat dari yang lain. Namun saya berharap Anda, maupun pelayanan Anda tidak termasuk disitu.

Jika orang-orang duniawi saja bisa saling menghargai, bisa saling melengkapi dan bersinergi, betapa pula kita yang disebut anak-anak Allah atau anggota tubuh Kristus. Bacalah surat Paulus kepada Jemaat di Korintus, dimana Paulus menguraikan tentang anggota-anggota tubuh Kristus. Mata tidaklah lebih penting dari telinga. Tangan tidaklah lebih hebat dari kaki. Mulut tidaklah lebih utama dari hidung. Dan seterusnya.

Ikutilah teladan Yesus, maka Anda akan menjadi mimbar Kristus dan menjadi surat Kristus yang dapat dibaca semua orang. Bagaimana orang dapat membaca Anda sebagai surat Kristus ? Anda tahu jawabannya : melalui perbuatan, ucapan, cara hidup, sikap Anda dan seterusnya.

Pesan tulisan ini sederhana saja. Jangan bersembunyi dibalik jabatan kekuasaan. Jangan berlindung dibalik jubah kebesaran. Jika Anda mau menjadi hamba Kristus dan menyebut diri sebagai murid Kristus. Sebab hamba tidak melebihi tuannya dan murid pun tidak melebihi gurunya. Siapa bertelinga hendaklah mendengar apa yang dikatan roh. Anda punya telinga ? ****